Lafaz ‘Bismillah’ Ditemukan dalam Untaian DNA Manusia - Dr. Ahmad
Khan seseorang peneliti lulusan Summa Cumlaude dari Duke University,
Amerika Serikat, menunjukkan keajaiban Alquran. Dia menemukan untaian
ayat Alquran didalam Deoxy Nucleotida Acid (DNA) manusia. DNA (Deoxy
Nucleotida Acid) sendiri adalah materi genetik yang membawa informasi
yang bisa di turunkan. Didalam sel manusia DNA bisa ditemukan pada inti
sel serta didalam mitokhondria.
Rasa penasaran Khan muncul waktu Khan mendengarkan Khutbah Jumat. Sang khatib membacakan Surat Fussilat Ayat 53, yang berarti :
“Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan kami pada alam dan
dalam diri mereka, sampai jelas untuk mereka bahwa ini adalah kebenaran.
”
Ayat itu merubung pikirannya. Terutama frasa: “tanda-tanda kekuasaan
kami pada alam dan dalam diri mereka”. Dia lantas berpikir, apakah
kekuasaan Allah itu ada pada genetika manusia. Beruntung dia mendapat
proyek dari pemerintah untuk meneliti gen kecerdasan manusia. Awalnya
dia meneliti tentang ‘Junk DNA’ atau sampah DNA. Bagian ini merupakan
DNA yang tidak memproduksi protein sama sekali.
Setelah diteliti ternyata bagian ini jauh sekali dari makna sampah.
Karena setelah dikaji mendalam, Junk DNA membentuk untaian ayat-ayat
Al-Qur’an sebagai tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir.
Tepatnya pada 2 Januari tahun 1999 pukul 2 pagi kedua kakak beradik ini
menemukan lafadz Bismillahir Rahman ir Rahiim. Iqra bismirrabbika ladzi
Khalq : “bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan” . Ayat tersebut
adalah awal dari surat Al-A’laq yang merupakan surat pertama yang
diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad di Gua Hira. Ternyata setelah satu
ayat tersebut, ayat lain muncul satu persatu secara cepat. Hingga saat
ini, Ahmad telah berhasil menemukan 1/10 ayat Al-Qur’an.
Dalam wawancara yang dikutip “Ummi” edisi 6/X/99, Ahmad Khan menyatakan:
“Saya yakin penemuan ini luar biasa, dan saya mempertaruhkan karier
saya untuk ini. Saya membicarakan penemuan saya dengan dua rekan saya;
Clive dan Martin seorang ahli genetika yang selama ini sinis terhadap
Islam. Saya menyurati dua ilmuwan lain yang selama ini selalu alergi
terhadap Islam yaitu Dan Larhammar dari Uppsala University Swedia dan
Aris Dreisman dari Universitas Berlin.
Ahmad Khan kemudian menghimpun penemuan-penemuanny a dalam beberapa
lembar kertas yang banyak memuat kode-kode genetika rantai kodon pada
cromosome manusia yaitu; T, C, G, dan A masing-masing kode Nucleotida
akan menghasilkan huruf Arab yang apabila dirangkai akan menjadi firman
Allah yang sangat mengagumkan.
Di akhir wawancaranya Dr. Ahmad Khan berpesan “Semoga penerbitan buku
saya “Al-Qur’an dan Genetik”, semakin menyadarkan umat Islam, bahwa
Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita tidak bisa lagi memisahkan
agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni. Semoga non muslim
menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan ilmu dengan agama.
Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan. Penulis berharap akan datang
suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu keperawatan yang
digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para
pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di
institusi pendidikan atau pada level pemerintah, memfasilitasi serta
memberi dukungan secara moral dan finansial.